Thursday, May 28, 2015

Pedoman Konseling Kelompok

Pedoman Konseling Kelompok

 

A.      Tahapan Konseling Kelompok (Sukardi, 2008 : 686)

1.       Tahap Pembentukan
2.       Tahap Peralihan
3.       Tahap kegiatan
4.       Tahap Pengakhiran


B.      Teknik Konseling kelompok


Attending (Asmani, 2010:208)

Perilaku attending disebut juga perilaku menghampiri konseli. Hal ini mencakup komponen kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Perilaku attending yang baik dapat menimbulkan beberapa hal yang positive seperti, meningkatkan harga diri konseli, menciptakan suasana yang nyaman, dan mempermudahekspresi perasaanklien dengan bebas.

 Empati (Asmani, 2010:209)

Empati ialah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien; merasa dan berpikir bersama klien dan bukan untuk atau tentang klien. Empati dilakukan sejalan dengan perilaku attending. Tanpa perilaku attending mustahil terbentuk empati

 Refleksi (Asmani, 2010:210)

Refleksi adalah teknik untuk memantulkan kembali kepada klien tentang perasaan, pikiran , dan pengalaman sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan nonverbalnya.


 Eksplorasi (Asmani, 2010:211)

Eksplorasi adalah teknik untuk menggali perasaan, pikiran, dan pengalaman klien. Hal ini penting dilakukan karena banyak klien menyimpan rahasia batin, menutup diri, atau tidak mampu mengemukakan pendapatnya. Teknik ini memungkinkan klien untuk bebas berbicara tanpa rasa takut, tertekan, dan terancam.

 Menangkap Pesan / Paraphrasing (Asmani, 2010:212)

Menangkap pesan adalah teknik untuk menyatakan kembali esensi atau inti ungkapan klien, dengan teliti mendengarkan pesan utama klien, mengungkapkan kalimat yang mudah dan sederhana.

 Dorongan Minimal (Asmani, 2010:214)

Dorongan minimal adalah teknik untuk memberikan suatu dorongan langsung yang singkat terhadap apa yang telah dikemukakan klien.

 Interpretasi (Asmani, 2010:215)

Teknik ini yaitu teknik untuk mengulas pemikiran, perasaan, dan pengalaman kliendengan merujuk pada teori-teori, bukan pandangan subjektif konselor. Hal ini bertujuan untuk memberikan rujukan pandangan agar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman dari hasil rujukan baru tersebut.

Menyimpulkan Sementara (Asmani, 2010:216)

Teknik ini yaitu teknik untuk menyimpulkan sementara pembicaraan, sehingga arah pembicaraan semakin jelas.

 Latihan Asertif (Gunarsa, 2004 :215)

Latihan asertif atau latihan keterampilan social adalah salah satu dari sekian banyak topic yang tergolong popular dalam terapi perilaku. Perilaku asertif adalah perilaku antar perorangan yang melibatkan aspek kejujuran dan keterbukaan pikiran dan perasaan. Perilaku asertif ditandai dengan kesesuaian social dan seseorang yang berperilaku asertif mempertimbangkan perasaan dan kesejahteraan orang lain. Pada umumnya teknik untuk melakukan latihan asertif , mendasarkan pada produser belajar dalam diri seseorang yang perlu dirubah, diperbaiki, dan diperbaharui.

Desensitisasi Sistematik (Corey, 1995;424)

Desensitisasi Sistematik , yang didasarkan atas prinsip conditioning klasik adalah salah satu dari prosedur tetapi Behavioral yang diteliti secara empiris dan digunakan secara luas. Asumsi dasar yang mendasari tekni ini adalah bahwa response terhadap kecemasan itu dapat dipelajari, dikondisikan, dan dicegah dengan member subtitusi berupa suatu aktivitas yang sifatnya memusuhinya.

Metode Permodelan (Corey, 1995;426)

Istilah permodelan, belajar dengan mengamati, menirukan, belajar sosialisasi, dan belajar dengan menggantikan telah digunakan dengan pengertian yang sama dan secara bergantian.

Pengondisian Aversi (Asmani, 2010 ; 225)

Teknik dapat digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk. Teknik ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepekaan klien agar mengamati respons pada stimulus yang disenanginyadengan kebalikan stimulus tersebut.


Adaptive (Asmani, 2010;230)

Teknik ini digunakan untuk melatih , mendorong, dan membiasakan klien untuk secara terus-menerus mnyesuaikan dirinya dengan perilaku yang diinginkan.

Bermain Peran (Asmani, 2010;230)

Teknik digunakan untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan-perasaan negative) melakukan suatu suasana yang dikondisikan sedemikian rupa sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tersebut.

Bertahan dengan perasaan (Asmani, 2010;228)


Teknik ini dapat digunakan untuk klien yang menunjukan perasaan atau suasana hati yang tidak menyenangkan , atau dia sangat ingin menghindarinya.
Load disqus comments

0 comments

Popular Posts