Adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk memutuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikianperencanaan strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, peluang, kelemahan dan ancaman) dalam kondisi yang ada pada saat ini, hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah analisis SWOT.
2. Cara Membuat Analisis SWOT
SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal Strength dan Weakness serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses).
Pembahasan
1. PT Unilever
a. Kekuatan (Strengths)
- Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan model-model tipikalmuda, berkulit putih, berambut panjang sehingga memacu konsumen (lebih spesifik perempuan) untuk membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang diterima si model iklan dalam produk tersebut.
- PT Unilever gencar di misis social sehingga kedekatan dengan konsumen dapat terus terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah mendorong pertumbuhan penjualan ditengah pasar yang kompetitif. PT Unilever sebagai salah satu perusahaan dengan belanja iklan terbesar menurut majalah marketing (top brand survey, edisi khusus 2007).
- Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
- Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang yang berdedikasi, terampil dan temotivasi dari segenap jajaran.
- Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care, savoury dan ice cream.
- Perencanaan baik dan kerjasama erat dengan para pemasok, konsumen dan distributor untuk menghantarkan produk-produk dari pabrik ke tempat-tempat penjualan.
- PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi produknya hingga ke daerah-daerah dapat terlayani.
- PT Unilever mempunyai moto “Operational Excellent with No Compromise on Quality”, Unilever dalam operasinya dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan kualitas produk.
b. Kelemahan (Weaknesses)
- PT Unilever memiliki struktur matriks yang terdapat beberapa tantangan yang mesti dihadapi perusahaan yaitu pertama,sulitnya koordinasi kegiatan antar departemen yang mempunyai agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua, komunikasi pada karyawan yang bias menerima pesan yang berbeda-beda. Dan ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari dukungan departemen (SDM, Keuangan, dll) dengan departemen lini produk yang biasanya sangat berorientasi komersial.
- Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
- Jumlah karyawan yang tambun.
- Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan PT Unilever tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
- Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
- Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
- Mayoritas produk Unilever memiliki entry barrier rendah.
- Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industry.
c. Kesempatan (Opportunities)
- Stabilitas ekonomi yang relative baik dengan pertumbuhan yang mengembirakan bagi ekonomi Indonesia sebesar 6,3%.
- Pertumbuhan ekonomi yang kuat di pulau-pulau seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
- Tingginya kepuasan konsuman terlihat dari predikat prima indeks kepuasan konsumen.
- Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik yang baik.
- Luasnya potential market sekitar 250 juta jiwa.
- Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer goods.
- Rekomendasi investasi pada saham level beta dibawah 1.
- Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods 83%.
d. Ancaman (Threats)
- Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa sawit, gula kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan leh kenaikan harga minyak, bahan kimia dan komoditas lainnya.
- Tidak stabilnya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing.
- Melemahnya daya beli konsumen.
- Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari Cina.
- Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan tingginya biaya pemasaran produk.
- Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industry.
- Tidak konsistennya pasokan gas dari Pertamina.
- Adanya trend perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tredisional-nasional menjadi produk-produk luar negeri.
- Adanya campaign against Unilever oleh Greenpeace akibat penggundulan hutan yang membahayakan komunitas orangutan.
- Adanya pemboiktan produk zionisme termasuk Unilever.
- Produk pesaing dengan harga lebih rendah.
2. PT Wings Group
a. Kekuatan (Strengths)
Kekuatan PT Wings Group menurut pakar pemasaran Hermawan Kartajaya terletak pada modal yang cukup, kemampuan teknologi dalam ramuan kimia, mitra yang strategis dan pemahaman besar terhadap pasar Indonesia. Seorang pengamat pemasaran mengatakan, kalau ingin menjadi follower yang sukses, contohlah Wings. Hampir seluruh produk Wings memang mengekor market leader. Senjata andalan Wings merebut pasar (selain kualitas) terutama adalah harga yang lebih murah.
b. Kelemahan (Weaknesses)
PT Wings Group sering di-cap sebagai perusahaan “Me too” karena sebagian besar produknya adalah untuk menantang Market Leader. Misalnya, Mie Sedaap melawan Indomie, Detergen So Klin melawan Rinso, Daia melawan Surf, Boom melawan BuKrim, Novo untuk Lifebuoy, sabun Giv untuk Lux, shampo Zinc vs Clear, Ale-ale untuk Frutang, Segar Dingin untuk Lasegar, So Klin Pelembut menantang Molto, Smile Up dengan Close Up, Viton melawan Pocari dan lain-lain. Sehingga PT Wings Group dapat dikatakan minim inovasi dalam meluncurkan produk baru.
c. Kesempatan (Opportunities)
PT Wings Group dapat menghasilkan produk-produk yang menjadi kebutuhan pokok bagi konsumen masyarakat pada umumnya. Kelebihan dari produk-poduk PT Wings Group tersebut adalah kualitas yang tinggi dengan harga relative terjangkau oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Dengan begitu PT Wings Group dapat meraih pangsa pasar yang cukup besar.
d. Ancaman (Threats)
PT Wings Group juga memiliki beberapa perusahaan pesaing yang memiliki produk sejenis seperti PT Kao dan PT Unilever. Meskipun sebagian besar produknya seperti meniru para market leader, hal tersebut merupakan bagian dari strategi PT Wings Group untuk menghadapi para kompetitornya.
D. Kesimpulan
Dari analisis SWOT yang dilakukan terhadap dua perusahaan penghasil produk kebutuhan kontinual masyarakat diatas, yaitu PT Unilever dengan PT Wings Group, maka dapat disimpulkan bahwa PT Unilever jauh lebih memiliki keunggulan dibandingkan dengan PT Wings Group. PT Unilever selalu berinovasi dalam menciptakan sebuah produk serta terus melakukan pengembangan terhadap produk yang sudah ada, sedangkan PT Wings Group cenderung mengekor produk-produk yang sudah ada dan booming sebelumnya. Image yang sudah tercipta pun cenderung lebih positif ke arah PT Unilever yang selalu berusaha mengikuti perkembangan zaman serta memahami kebutuhan masyarakat modern yang kian waktu kian konsumtif dan cenderung lebih selektif terhadap suatu produk yang akan dibeli karena di pasaran produk sejenis dapat diperoleh dengan berbagai macam merk yang cukup kompetitif dalam segi penjualan produknya karena kualitasnya pun bersaing. Walaupun PT Unilever cenderung lebih unggul dari PT Wings Group, namun PT Wings Group juga terlihat cukup jeli dalam mengamati pasar dan seolah juga sangat memahami kebutuhan masyarakat Indonesia yang menginginkan produk yang berkualitas baik dengan harga yang terjangkau.
0 comments